TIMES SITUBONDO, SITUBONDO – Situbondo belakangan dihebohkan dengan aksi Bupati Situbondo Yusuf Rio Wahyu Prayogo yang mengirim pesan video berbahasa Madura kepada warga dan penimbun bahan bakar minyak (BBM), Rabu (30/7/2025). 

Dalam video tersebut, Bupati muda ini menyebut dirinya sebagai “Ultraman”, tokoh pahlawan super asal Jepang, untuk menggambarkan keseriusannya memberantas praktik nakal yang merugikan masyarakat.

Julukan ini sontak menjadi perbincangan hangat di Situbondo. Rio tengah menghadapi masalah serius, seperti kelangkaan BBM dan persoalan LSM. Aksi terjunnya ke lapangan untuk sidak langsung juga menambah kesan heroik, berbeda dari gaya kepemimpinan yang hanya memerintah dari balik meja.

Di tengah sorotan publik ini, Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo, KHR Ahmad Azaim Ibrahimy, memberikan nasihat menyejukkan dalam pengajian Celleppa Ate di Jangkar baru baru ini.

Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo, KHR Ahmad Azaim Ibrahimy.

Menurutnya, seorang pemimpin adalah pelayan bagi rakyatnya, bukan sosok yang harus tampil bak pahlawan super.

“Pemimpin suatu kaum adalah pelayannya. Tugas pemimpin adalah menjaga keselamatan masyarakatnya, baik dari segi agama, sosial, ekonomi, maupun kesejahteraan,” tutur Kiai Azaim. 

Ia menekankan bahwa pemimpin yang baik adalah yang berusaha memberikan pelayanan terbaik agar rakyatnya selamat dalam segala urusan.

Kiai Azaim juga menyinggung soal julukan Ultraman yang disematkan pada Bupati Rio.

Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo, KHR Ahmad Azaim Ibrahimy, memberikan nasihat menyejukkan dalam pengajian Celleppa Ate di Jangkar. 

“Tidak perlu jadi Ultraman. Cukup menjadi Yusuf Rio Wahyu Prayogo, cukup bertafa’ulan (mengambil berkah) dengan meneladani Nabi Yusuf Alaihissalam, menjadi orang yang beruntung, sukses di dunia dan akhirat,” ujarnya.

Dengan nada humor, ia menambahkan, “Kalau jadi Ultraman kan ada takduknya (tabrakan), pas nyoduk bisa membahayakan.”

Meski begitu, keberanian Bupati Rio melakukan sidak langsung dan mengusut persoalan BBM di akar permasalahan menuai banyak pujian dari masyarakat. Gaya kepemimpinan ini dinilai jarang ditemui, karena banyak pejabat yang cenderung menyelesaikan masalah secara tertutup. (*)