TIMES SITUBONDO, SITUBONDO – Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 H di Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo, Situbondo, Sabtu (6/9/2025), menjadi ruang penuh doa kebangsaan. 

Dalam kesempatan itu, Kiai muda kharismatik di Jawa Timur itu menyampaikan pesan mendalam tentang makna bangsa dan negeri. 

Baginya, Indonesia adalah negeri tempat di mana rakyat dapat menunaikan kewajiban agama dengan tenang dan damai.

“Semoga negeri yang menjadi sajadah kita dalam beribadah, menjadi negeri yang baik dan penuh ampunan Tuhan,” ucapnya.

Lebih dari sekadar ungkapan doa, pesan tersebut seakan menjadi pengingat bahwa kebangsaan dan keberagamaan tidak bisa dipisahkan. 

Menurut KHR Ahmad Azaim Ibrahimy, Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo, negara ideal adalah yang mampu menghadirkan keadilan, kesejahteraan bagi seluruh rakyatnya.

“Semoga bangsa ini disatukan kembali. Dengan harapan aspirasi rakyat mendapatkan keadilan dan kesejahteraannya,” ujarnya.

Tak hanya berbicara soal Indonesia, Kiai Azaim akrab disapa itu juga memanjatkan doa khusus untuk Palestina. 

Menurutnya, derita saudara seiman di tanah suci Al-Quds adalah luka bersama umat Islam di dunia. 

“Semoga saudara kita di Palestina cepat mendapatkan keamanan dalam menjalankan ibadah kepada Allah SWT,” ujarnya.

Sajian tausiah tersebut kian meneguhkan suasana Maulid Nabi di Sukorejo. Para santri, alumni, dan wali santri yang hadir larut dalam perenungan. 

Bagi mereka, pesan KHR Ahmad Azaim Ibrahimy ini bukan hanya doa, melainkan ajakan untuk terus merawat persatuan, memperjuangkan keadilan, dan menegakkan spiritualitas dalam kehidupan berbangsa.

Di akhir acara, gema shalawat kembali menggema. Pesan tentang negeri sebagai sajadah ibadah terasa mengakar, memberi makna baru bahwa peringatan Maulid Nabi bukan sekadar mengenang kelahiran Rasulullah, melainkan momentum menata kembali arah bangsa agar tetap berada di jalan kebenaran. (*)