TIMES SITUBONDO, SITUBONDO – Bupati Situbondo Yusuf Rio Wahyu Prayogo menyebut pengaktifan kembali jalur kereta api Stasiun Kalisat, Kabupaten Jember menuju Stasiun Panarukan (rel Kalisat–Panarukan) akan menambah alternatif transportasi bagi masyarakat dan wisatawan ke Kabupaten Situbondo, Jawa Timur.
Pengaktifan (reaktivasi) jalur kereta Kalisat (Jember)-Panarukan (Situbondo) ini ditargetkan sudah mulai beroperasi kembali pada tahun 2030, setelah sejak tahun 2004 jalur kereta ini tidak aktif.
"Kami menyambut baik keinginan pemerintah pusat untuk reaktivasi jalur kereta Kalisat-Panarukan sesuai harapan masyarakat, dan ini juga menopang transportasi barang dan jasa ke Situbondo," kata Bupati Rio saat meninjau Stasiun Panarukan Situbondo, Rabu (1/10/2025).
Dengan mengaktifkan kembali jalur kereta Kalisat-Panarukan sepanjang sekitar 69 kilometer ini, lanjutnya, kunjungan wisatawan dari luar daerah akan semakin bertambah karena masyarakat punya pilihan moda transportasi menuju Situbondo.
Menurut Bupati Rio, reaktivasi jalur kereta ini juga akan menjadi moda transportasi efektif dan tepat waktu bagi wisatawan yang akan mengunjungi sejumlah objek wisata Situbondo, salah satunya Pantai Pasir Putih yang tak jauh dari Stasiun Panarukan.
"Beberapa waktu lalu kami juga bertemu dengan pemilik perusahaan-perusahaan di Jember, dan mereka menyampaikan butuh sekali untuk moda transportasi pengangkutan barang," tutur Mas Rio, sapaan Bupati Yusuf Rio Wahyu Prayogo.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Situbondo Rikwan Sugihartono menjelaskan bahwa pada awal tahun 2026 sudah mulai dilakukan pendataan, karena saat ini banyak bangunan rumah warga di Stasiun Panarukan maupun sepanjang jalur kereta.
"Sesuai informasi dari pemerintah pusat, jalur kereta Kalisat-Panarukan ini sudah bisa beroperasi kembali pada 2030, karena banyak tahapan yang harus dilakukan untuk mengaktifkan kembali jalur kereta ini," katanya.
Sementara itu, salah seorang warga yang menempati bangunan Stasiun Panarukan Situbondo, Saniyatun mengaku siap pindah ketika jalur kereta Kalisat-Panarukan diaktifkan kembali.
"Saya sendiri menempati bangunan Stasiun Panarukan sewa Rp1 juta per tahun. Kalau memang nantinya diaktifkan kembali kami siap pindah," ujarnya.
Jalur kereta Kalisat-Panarukan sepanjang sekitar 69 kilometer itu dibangun pada zaman Kolonial Belanda, dan sejak tahun 2004 sudah tidak aktif. (*)
Pewarta | : Antara |
Editor | : Hendarmono Al Sidarto |