https://situbondo.times.co.id/
Wisata

Ringin Contong, Menara Penyimpanan Air yang Menjadi Icon Kota Jombang

Jumat, 27 Agustus 2021 - 06:28
Ringin Contong, Menara Penyimpanan Air yang Menjadi Icon Kota Jombang Ringin Contong, Icon Kota Jombang yang berada di Jl. Wahid Hasyim (Foto: Rohmadi/TIMES Indonesia)

TIMES SITUBONDO, JOMBANGRingin Contong sebuah bangunan menara air terbesar di Kabupaten Jombang yang sekarang menjadi icon atau simbol kota santri.

Letaknya yang berada di pusat kota pemerintahan Kabupaten Jombang dan juga merupakan titik nol dari Kabupaten Jombang. Kini, Ringin Contong menjadi sebuah kebanggaan tersendiri bagi warga Jombang.

Ringin Contong kini sudah bersolek dan kerap menjadi spot foto bagi pengunjung yang singgah di kota beriman ini. Maka tak heran jika kini Ringin Contong menjadi landmark Jombang. Apalagi ditambah dengan adanya taman ASEAN yang menjadi simbol kedamaian sebagai kota toleransi.

Ringin Contong 2

Ringin Contong yang terletak di jalan protokol KH. Wahid Hasyim sendiri berasal dari dua kata yaitu Ringin yang merupakan pohon beringin besar yang berada di lokasi. Sedangkan Contong merupakan menara air (wadah air atau tandon air).

Nasrul Ilah, Sejarahwan Jombang mengatakan Ringin contong ada sejak Mataram Kuno (Medang Kamulan).

Seperti pada umumnya pohon, ringin itu tumbuh subur di persimpangan jalan penghubung wilayah barat-timur dan utara-selatan. Karena akarnya, akhirnya menjadi penahan dan penyimpan air (sumber).

"Kerindangan pohon dan adanya sumber air menjadikan tempat istirahat para musafi atau orang dalam perjalanan," katanya kepada TIMES Indonesia, Kamis (26/8/2021).

Lebih lanjut, lelaki yang akrab disapa Cak Nas ini menjelaskan, karena banyaknya yang singgah dalam perjalanannya, agar keberadaan air tidak melebar dan meluber dibuat penahan dengan tujuan lebih bisa dimanfaatkan, seperti dicontong.

"Setelah itu ada yang menyebut dengan air dicontong dekat ringin yang kemudian disebut ringin contong hingga saat ini," jelasnya.

Semakin lama yang singgah makin banyak.  Kalau semula hanya sebagai persinggahan musafir, akhirnya menjadi tempat interaksi bahkan transformasi pengalaman dan ilmu.

Pada masa akhir Majapahit, waktu Brawijaya V tahun 1478 M, karena putranya (R. Patsh) menjadi Sultan Demak, beliau mampir ke Ringin Contong dalam perjalananya ke barat.

Di situ beliau banyak beri wejangan, ilmu olah kanuragan dan jaya-kawijayan. Menurut Drs. Imam Ghozali,  M. Hum, Brawijaya V didatangi pimpinan padepokan yang sakti untuk ditantang adu kesaktian, karena muridnya banyak yg berguru ke Brawijaya V.

"Ayo, ojo sok paling dung-deng. Tal lep ringin contong iki (ayo jangan merasa paling sakti. Saya tenggelamkan di ringin contong ini). Kemudian menjawab 'Gak popo, yo ambang (tidak apa-apa, ya ambang)," ungkapnya menirukan percakapan tersebut.

Kemudian Kata 'yo ambang' ini ada yang menyebut sebagai asal kata Jombang.

Ringin Contong di Masa Kolonial Belanda

Ringin Contong 3

Konon menurut cerita rakyat icon menara ini dibangun waktu zaman penjajahan kolonial Belanda.

Ringin Contong semula berasal dari pohon ringin (beringin) yang ditanam oleh Bupati Jombang yang pertama Raden Adipati Arya Soeroadiningrat V pada tanggal 22 Februari 1910 yang juga bertepatan dengan peletakan batu pertama gedung Pendopo Kabupaten Jombang.

Ringin Contong juga ditetapkan sebagai titik nol Kabupaten Jombang. Keputusan ini juga sejalan dengan penetapan batas-batas wilayah di Kabupaten Jombang oleh Pemerintah Hindia Belanda yang saat itu berkedudukan di ibu kota afdeeling yakni di Karesidenan Surabaya.

Penetapan ini terjadi pada tanggal 20 September 1877 yang dimuat dari lembaran negara No. 172 ( Staatblad Van Nederlandsch-Indie besluit van den).

"Masa Kolonial Belanda, sumber air itu dibuatkan kaptering air/tower, sebagai cadangan air kota Jombang," jelas Cak Nas.

Kini, Ringin Contong Sebagai Simbol Gotong Royong dan Kedamaian

Bangunan yang terletak di Jl. KH Wachid Hasyim ini sering juga dianggap sebagai simbol kerukunan dan kesejahteraan oleh masyarakat Jombang. Ringin Contong juga dijadikan lambang semangat gotong royong dan saling tolong menolong.

Hingga kemudian, kini dekat Ringin Contong juga dibangun Taman ASEAN yang ada berdiri tegak bendera-bendera angota ASEAN disana. Dalam pantauan TIMES Indonesia di lokasi ditemukan angka 1929 pada bangunan menara berwarna kuning hijau tersebut. Sesuai hasil reasearch tulisan tersebut merupakan tandan selesainya pembangunan pembaharuan terakhir di tahun 1929.

Pewarta : Rohmadi
Editor : Irfan Anshori
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Situbondo just now

Welcome to TIMES Situbondo

TIMES Situbondo is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.