TIMES SITUBONDO, SURABAYA – Di kawasan Genteng, Surabaya, berdiri sebuah bangunan bergaya kolonial yang kini difungsikan sebagai Museum Pendidikan Surabaya. Dari luar terlihat sederhana, namun di dalamnya tersimpan catatan panjang tentang perkembangan pendidikan di Indonesia. Museum ini menjadi tempat belajar bagi pengunjung dari berbagai kalangan.
Menampilkan perjalanan pendidikan yang terbagi menjadi empat bagian utama. Masa Pra-Aksara, Masa Klasik, Masa Kolonial, dan Masa Kemerdekaan. Koleksinya mencakup alat tulis lama, buku pelajaran, ijazah, hingga peralatan besar seperti mesin tik yang dulu digunakan di sekolah.

Suasana di dalam museum cukup tenang. Anak-anak sekolah sering terlihat berkeliling, mengamati benda dan membaca tulisan yang menampilkan keterangan koleksi museum. Beberapa orang tua tampak mendampingi anak-anak mereka. Museum bukan hanya sebagai tempat penyimpanan benda bersejarah, tapi juga ruang belajar lintas generasi.
Sea, seorang ibu yang datang bersama anaknya yang duduk di bangku sekolah dasar, menilai Museum Pendidikan Surabaya ini memiliki nilai edukatif yang tinggi.
“Itu kan dari masa lampau ke masa kini. Jadi sangat penting ketika anak-anak datang itu tahu perkembangan pendidikan dari masa lampau sampai eranya dia, perbedaannya seperti apa. Itu dia bisa membandingkan dan menambah wawasan. Baik anak-anak ataupun pengunjung yang datang ke museum pendidikan. Mereka bisa melihat perbedaan zaman dan belajar dari situ,” ujarnya.

Menurutnya, keberadaan museum penting untuk memperkaya pengetahuan siswa di luar ruang kelas. Ia juga mengaku kunjungan tersebut membangkitkan kenangan masa sekolahnya dulu.
“Mengingat ketika masih sekolah, karena kan saya dari generasi sebelumnya. Seperti bangku-bangku yang ada di dalam, tahu bagaimana perkembangan seperti mesin tik, buku-buku. Banyak pengetahuan yang bisa kita dapat,” tambahnya.
Museum Pendidikan Surabaya memang dirancang agar pengunjung bisa belajar sekaligus menikmati pengalaman sejarah. Setiap koleksi diberi keterangan singkat yang memudahkan pengunjung untuk memahami. Alur ruang pun dibuat berurutan, sehingga pengunjung dapat mengikuti perkembangan urut sesuai waktu.
Selain itu, terdapat nilai perjuangan dan semangat belajar masyarakat di masa lalu melalui dokumentasi dan replika. Sebagai sarana edukasi, museum ini rutin menjadi tujuan kunjungan sekolah. Melalui kegiatan seperti ini, siswa dapat memahami fakta sejarah dan menghargai proses panjang yang membentuk dunia pendidikan Indonesia. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Museum Pendidikan Surabaya, Ruang yang Menghubungkan Pendidikan dari Masa ke Masa
| Pewarta | : Siti Nur Faizah |
| Editor | : Wahyu Nurdiyanto |