https://situbondo.times.co.id/
Gaya Hidup

Studio Tumbuh Berdayakan Pengrajin Batik Ramah Lingkungan

Senin, 04 November 2019 - 23:25
Studio Tumbuh Berdayakan Pengrajin Batik Ramah Lingkungan foto widya

TIMES SITUBONDO, MALANGStudio Tumbuh mengenalkan sejumlah karya batik ramah lingkungan. Selain menggunakan zero waste sistem dalam produksinya, batik ini menggunakan pewarna alami.

Motif batik yang diproduksi juga bervariasi. Bertemakan alam, menggunakan metode eco-print atau ikat, batik ini punya ciri khas tersendiri.

Studio Tumbuh juga mengajak warga pengrajin batik di Kalimosodo dan sekitarnya agar mampu meningkatkan produktivitas mereka .

Adalah Fikrah Ryanda Saputra, atau yang akrab dipanggil Ryan, menjadi penggagas kegiatan ini. Penting baginya untuk terus membuat kegiatan edukasi produk, melalui Studio Tumbuh ini.

Proses-Batik.jpg

"Penting, karena akan melatih pengrajin buat menjelaskan cerita proses pembuatan produknya. Dan memberi informasi yang jelas tentang proses ini ke customer dan masyarakat luas. Biar masyarakat awam gak selalu nawar harga produk pengrajin dan bisa mengapresiasi hasil karya pengrajin lebih baik. Meningkatkan awareness juga biar orang pake produk lokal," paparnya.

Menurutnya, kesadaran semacam ini mampu menggerakkan ekonomi kreatif di kota Malang. Apalagi Ryan sedang gencar mengajak pengrajin batik untuk berpindah dari pewarna sintetis ke pewarna alam. Hal ini penting untuk mengurangi limbah.

"Iya, sudah terlalu banyak yang pakai sintetis," paparnya.

Lebih lagi, Ryan berharap batik ramah lingkungannya mampu menjadi ciri khas batik kota Malang. Ryan memaparkan Kota Malang masih belum memiliki batik yang memiliki cerita khas dan ikonik.

Batik.jpg

Hal ini penting untuk turut berkompetisi dengan batik lainnya. Memang, batik di Malang terkenal mahal dengan kualitas yang kalah bersaing dengan batik lain. Bahan mahal dengan model produksi yang massal membuat pengrajin batik kesulitan untuk berpijak di arus ekonomi kreatif. Ryan menegaskan selain ciri khas batik, juga perlu edukasi enterpreneur agar pengrajin mampu berkembang.

"Bikin kerajinan itu proses. Nggak mudah. Padahal mereka itu mayoritas ibu rumah tangga. Yang juga harus ngurusin anak, masak, nyuci, antar jemput. Buat bikin produk sebulan gabisa banyak," jelas Ryan.

Penjualan batik juga mengalami halangan karena harga jual yang mahal dan sedikit produk. Menyebabkan arus cashflow lambat. "Misal batik tulis, 1 pengrajin 10 kain sebulan. Harga 500 ribu sebulan. kalau laku semua 5 juta. Tapi apa iya laku semua bulan itu. Dan untungnya kan nggak segitu juga. Paling cuma beberapa persen dari itu," jelasnya.

"Studio Tumbuh akan terus buka kelas rutin tentang pengembangan produk kerajinan kota Malang khususnya yang ada kaitan dengan kriya tekstil. Biar bisa saling kolaborasi sama banyak pengrajin," tambah Ryan.

Ryan menambhkan tujuannya membangun Studio Tumbuh ini agar pengrajin memiliki co-working yang bisa mencintai alam dan mengapresiasi karya. Selain itu Ryan juga ingin agar masyarakat mampu memahami kisah pengrajin dan bangga menggunakan produk lokal.

Dengan adanya studio ini, para pengrajin juga memiliki kesempatan mengajar. Dalam 1 - 2 jam per mentor mampu menghasilkan kurang lebih  500 ribu utuh. Sekaligus branding produk. Selain itu pengrajin juga mampu menjalin mitra kerja.

Ryan juga memiliki brand batik, Hamparan Rintik. Produknya telah mengikuti Malang Fashion Runway Matos tahun ini. Sekaligus, produknya juga sudah dipasarkan hingga luar kota. Bahkan, salah satu hijab bikinannya mampu tembus hingga Vietnam. Hamparan Rintik miliknya juga mengambil makna arti dari "Batik" sendiri.

"Batik kan artinya Bauran Titik. Jadi titik yang banyak itu jadi batik. Nah saya ingin menjual filosofisnya, semoga batik yang kami produksi di sini juga mampu jadi brand kota Malang," tutup penggagas Studio Tumbuh ini . (*)

Pewarta : Widya Amalia
Editor : Faizal R Arief
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Situbondo just now

Welcome to TIMES Situbondo

TIMES Situbondo is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.