TIMES SITUBONDO, SITUBONDO – Sekelompok pemuda yang tergabung dalam Ikatan Pemuda Dawuhan Peduli Lingkungan (Ipaduli) di Desa Dawuhan, Kabupaten Situbondo, berinovasi dengan mendaur ulang sampah plastik menjadi media tanam. Gerakan ini bertujuan untuk meningkatkan ketahanan pangan sekaligus menjaga kebersihan lingkungan.
Purwanto, penggerak IPADULI, menjelaskan bahwa inisiatif ini mendorong anak muda agar lebih peduli terhadap lingkungan dengan cara yang bermanfaat.
"Kami mendaur ulang botol plastik bekas menjadi media tanam. Fokusnya adalah ketahanan pangan skala rumah tangga yang dapat membantu warga sekitar," ujar Purwanto, Kamis (20/3/2025).
Daur Ulang Sampah Plastik Menjadi Pot Tanaman
Para pemuda IPADULI telah menjalankan program ini dalam jangka waktu yang cukup lama, mengingat dampak besar yang dapat diberikan terhadap lingkungan. Selain menjaga kebersihan, mereka juga mengajak lebih banyak anak muda untuk terlibat dalam kegiatan ini.
"Kami memilih sampah botol plastik untuk didaur ulang menjadi polibag. Selain menjaga lingkungan tetap bersih, hal ini juga memberikan peluang bagi pemuda untuk mendapatkan penghasilan tambahan," tambah Purwanto.
Tidak hanya itu, IPADULI juga melibatkan anak-anak muda yang masih bersekolah agar mereka dapat belajar dan memperoleh penghasilan dari kegiatan ini.
"Saya sengaja mengajak anak muda yang kurang diperhatikan masyarakat setempat. Justru mereka yang memiliki semangat besar untuk berkontribusi dan bekerja sama," jelasnya.
Bertani dari Sampah: Solusi Ketahanan Pangan
Taufiqurrahman (18), salah satu pemuda yang ikut dalam program ini, mengungkapkan bahwa sampah yang digunakan sebagai media tanam diperoleh dengan sistem tukar bibit.
"Semua bahan di sini berasal dari barang bekas. Kami membuat polibag untuk menanam bibit cabai, tomat, dan lainnya. Warga bisa menukar botol plastik atau karung beras dengan bibit tanaman," kata Taufiq.
Purwanto menambahkan bahwa pertanian menjadi sektor yang dipilih karena sesuai dengan program pemerintah terkait ketahanan pangan.
"Saat harga bahan pokok naik, kami memberikan solusi bagi warga. Mereka bisa menanam sendiri dan langsung memetik hasilnya tanpa harus membeli di pasar," jelasnya.
Fauzan (21), salah satu anggota IPADULI, mengaku senang terlibat dalam kegiatan ini. Menurutnya, program ini tidak hanya membantu lingkungan, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi bagi para pemuda.
"Saya senang karena bisa belajar bertani, menjaga lingkungan, dan mendapatkan penghasilan tambahan. Lumayan buat jajan tanpa harus minta orang tua," ujarnya. (*)
Pewarta | : Ahmad Rifai |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |