TIMES SITUBONDO, PROBOLINGGO – Munculnya polling calon bupati atau Cabup Probolinggo, Jawa Timur, dinilai sebagai hal lumrah di era digital. Polling atau jajak pendapat itu merupakan hal positif untuk menjaring suara warga.
Dosen Pasca Sarjana Unuja Probolinggo, Ahmad Sahidah mengatakan, kehadiran jajak pendapat dapat membuat warga mengetahui calon kepala daerah sejak dini.
Meskipun para figur tersebut dalam polling, telah mengenalkan diri melalui baliho yang dipasang di tempat strategis. Baik secara langsung atau tidak.
"Dengan demikian, masyarakat tidak akan 'memilih kucing dalam karung'," kata Ahmad Sahidah saat dihubungi Senin (11/7/2022).
Memilih kucing dalam karung merupakan pengembanga dari peribahasa Indonesia "Membeli Kucing dalam Karung". Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memaknai peribahasa itu dengan 'membeli sesuatu tidak dengan melihat barangnya'.
Dalam konteks pilbup, peribahasa itu dapat berarti menentukan pilihan tanpa melihat figur calon kepala daerah.
Sahidah menyampaikan itu berkaitan dengan munculnya jajak pendapat berjudul "Pemilu Kepala Daerah Kabupaten Probolinggo 2024, Siapakah Pilihan Tretan?” di situs pollingkita.com.
Dibuat pada 7 Juli 2022, polling yang menyebar di sejumlah grup WahatAp itu telah menerima 6.126 suara hingga Senin (11/7/2022) pukul 07.00 WIB dengan puluhan komentar.
Ada 6 figur yang namanya tercantum di dalamnya. Yaitu Timbul Prihanjoko (Politisi), Moh. Haris Damanhuri (Tokoh Agama), Oka Mahendra Jati Kusuma (Politisi), Abdul Malik Haramain (Politisi), Mahdi (Politisi), dan Seruji Bahtiar (Birokrasi).
Sahidah mengatakan, jajak pendapat itu perlu dicermati. Sebab bisa saja ia dibuat hanya untuk menempatkan calon yang didukung. Tergantung siapa yang membuat jajak pendapat.
Potensi yang sama terjadi pada lembaga survei. "Kata pesanan itu buak dibuat-buat. Memang ada pesanan terhadap lembaga itu," terangnya.
Meski demikian, Sahidah menyambut baik kehadiran jajak pendapat Cabup Probolinggo tersebut. Apalagi nama-nama yang tercantum di dalamnya sudah cukup dikenal publik.
Polling Berbeda dengan Survei
Terkait Polling Cabup Probolinggo, Koordinator Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Area Jawa Timur dan Bali, Imam Fauzi Surahmat menyampaikan perbedaan antara polling dan survei.
“Penyikapan akan polling haruslah tepat dan bijak, karena polling itu pada dasarnya sangat berbeda dengan survei. Namun seringkali awam menempatkan ini seolah sebagai hal yang sama,” katanya kepada TIMES Indonesia.
Ia menjelaskan, perbedaan mendasar antara polling dan survei adalah pada proporsi samplingnya.
Survei menggunakan pendekatan ilmiah agar kesimpulan yang didapat mendekati fakta. Sedangkan keikutsertaan poling berbasis digital cenderung liar dan tidak terbatas karena bisa diakses oleh subjek di luar objek polling.
Perbedaan kedua, lanjut Imam, poling hanya ada satu pertanyaan. Sedangkan survei terdiri dari berbagai pertanyaan. Dan semua pertanyaan tersebut akan menjadi kesimpulan yang komprehensif.
“Dari sini jelas bahwa poling hanya pop up informasi yang relatif bersifat instan dan susah pertanggungjawaban ilmiahnya. Apa yang tergambar di polling tidak serta merta merupakan gambaran fakta di lapangan. Dan di beberapa kasus malah seringkali berkebalikan,” terangnya.
Sementara pada survei yang dilakukan dengan tarikan sampling yang ketat, relatif akan sangat mendekati fakta lapangan.
“Jadi publik juga harus diedukasi secara bijak bahwa polling dan survei adalah hal yang berbeda,” tambahnya.
Imam menyatakan, polling merupakan hal lumrah, dan dimungkinkan hanya bagian dari opini setting dari orang orang orang yang berkepentingan di dalamnya.
“Karena siapapun hari ini selama punya gadget dan akses internet bisa membuat polling serupa,” jelasnya.
"Pertanyaan sederhananya jika dalam konteks di Probolinggo sekarang ini, seberapa banyak sebaran akses internetnya? Massifkah atau hanya ada di cluster-cluster tertentu saja? Hal tersebut tentu saja menjadi tidak representatif tingkat akurasinya," tambah Imam.
Belakangan, polling Cabup Probolinggo tak hanya muncul di situs pollingkita.com. Di facebook, jajak pendapat atau polling serupa juga bermunculan. (*)
Pewarta | : Dicko W |
Editor | : Muhammad Iqbal |