Berita

Jumlah Laboratorium Biologi Berisiko Tinggi di Dunia Makin Bertambah

Senin, 27 Maret 2023 - 11:47
Jumlah Laboratorium Biologi Berisiko Tinggi di Dunia Makin Bertambah Seorang korban virus Nipah yang merusak otak dimakamkan di Kerala, India (FOTO: Reuters)

TIMES SITUBONDO, JAKARTA – Jumlah Laboratorium Biologi sekelas BSL-4 (Bio Security Level 4) yang menangani virus paling berbahaya dan berisiko tinggi di dunia makin  bertambah dalam dua tahun terakhir.

Pakar keamanan hayati, Dr Richard Ebright mengatakan, ledakan di laboratorium berisiko tinggi di AS tahun 2002, telah menyebabkan terjadinya perlombaan senjata internasional yang mematikan sekelas BSL-4 (Bio Security Level 4).

Lokasi laboratorium itu tersebar di 27 negara dan diplot oleh para ahli King's College London dalam upaya menyoroti risiko yang ditimbulkan oleh fasilitas tersebut.

Dari 69 laboratorium  yang menangani beberapa patogen paling mematikan di dunia,  51 laboratorium sedang beroperasi, 15 lagi direncanakan, dan tiga sedang dibangun.

Laboratorium BSL-4 adalah laboratorium biologi yang dirancang untuk bekerja dengan virus yang berpotensi merusak yang belum ada vaksin atau obatnya.

Patogen yang telah dipelajari di laboratorium semacam ini termasuk  Ebola ,  virus Nipah  dan Lassa, dan  demam berdarah Krimea-Kongo, semuanya berpotensi lebih fatal daripada  Covid-19.

Lokasinya adalah lingkungan dengan keamanan tinggi di mana para ilmuwan harus mengenakan pakaian pelindung di ruang bertekanan yang harus mereka masuki melalui kunci udara.

Terlepas dari semua upaya keamanan ini, selalu dikhawatirkan ada sesuatu yang bisa lolos dan berpotensi menyebabkan kehancuran.

Profesor kimia dan biologi kimia di Rutgers University itu memperingatkan, perebutan untuk membangun laboratorium berbahaya "dipercepat di seluruh dunia".

"Perlombaan senjata internasional dalam konstruksi BSL-4 yang dimulai AS, China dan juga Rusia, kini semakin cepat di seluruh dunia," katanya.

"AS harus mengakhiri perlombaan senjata internasional yang telah dimulai," tambahnya.

"AS harus melakukan itu, untuk pertama kalinya, penilaian kebutuhan nasional untuk kapasitas BSL-4, dan harus menonaktifkan kapasitas BSL-4 AS yang melebihi kebutuhan AS yang bisa dibenarkan," tambahnya.

Laporan King's College London mengungkapkan konsentrasi terbesar laboratorium BSL-4 masih ada di Eropa, dengan jumlah 26, salah satunya sedang dibangun di Inggris, dan satu lagi sedang direncanakan di Spanyol.

Asia memiliki 20, 11 di antaranya direncanakan di China, India, Kazakhstan, Taiwan, Filipina, Arab Saudi, Singapura, dan Jepang.

Amerika Utara memiliki 15, salah satunya sedang dibangun di AS dan dua di antaranya direncanakan di Kanada dan AS.

Australia memiliki empat laboratorium berisiko tinggi - semuanya beroperasi.

Afrika memiliki tiga, dua di Gabon dan Afrika Selatan, dan satu sedang dibangun di Pantai Gading, sedangkan Amerika Selatan memiliki satu rencana di Brasil.

Para ahli telah memperingatkan tentang "perlombaan senjata yang mematikan" untuk membangun fasilitas berisiko tinggi ini..

Laporan yang ditulis oleh Dr Filippa Lentzos dan Dr Gregory D. Koblentz, memperingatkan jumlah laboratorium berisiko tinggi itu "meningkat dengan cepat".

Dilansir The Sun, sejak 2021, ada 10 laboratorium biosekuriti level empat (BSL-4) baru, yang beberapa diantaranya sudah beroperasi, sedang dibangun dan sedang direncanakan.

Meskipun masih menyisakan pertanyaan besar, apakah Covid-19 itu bocor dari laboratorium di Wuhan-China, namun sembilan negara telah mengungkapkan rencananya untuk membangun 12 laboratorium BSL-4 baru lagi sejak pandemi itu muncul.

Lentzos dan Koblentz juga memperingatkan standar internasional sangat tidak memadai untuk mengawasi dengan baik ancaman utama yang ditimbulkan oleh laboratorium-laboratorium itu.

"Semakin banyak negara yang membangun laboratorium penahanan tinggi, mengembangkan bioteknologi penggunaan ganda, serta melakukan penelitian berisiko dengan patogen,” kata mereka.

"Bahaya yang ditimbulkan oleh pelepasan patogen yang mampu menjadi pandemi secara tidak disengaja atau disengaja, berarti memperkuat pengawasan internasional sangat penting," ujar mereka.

"Lonjakan konstruksi laboratorium BSL-4 tampaknya sejauh ini tidak disertai dengan pengawasan manajemen biorisiko yang diperkuat," kata laporan itu.

Sekitar 75 persen laboratorium BSL-4 terletak di daerah perkotaan. Ini akan memperburuk dampak dari pelepasan yang tidak disengaja.

Dan Laboratorium Biologi sekelas BSL-4 (Bio Security Level 4) yang menangani virus paling berbahaya dan berisiko tinggi di dunia ini, ironisnya makin  bertambah dalam dua tahun terakhir. (*)

Pewarta : Widodo Irianto
Editor : Ronny Wicaksono
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Situbondo just now

Welcome to TIMES Situbondo

TIMES Situbondo is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.